konfigurasi DNS server pada debian 8.5
assalamualaikum wr. wb.kali ini saya akan share tentang cara setting DNS server pada debian 8.5, dalam sebuah jaringan dns sangatlah berguna, jadi akan kurang rasanya kalau dalam sebuah jaringan tidak ada DNS servernya jadi untuk lebih jelasnya bisa dilihat disini!!!
A. Pengertian
B. Latar Belakang
dalam sebuah jaringan harus membutuhkan suatu server yang bertugas untuk mentranslsikan IP ke dalam suatu nama domain atau bisas kita kenal dengan url, karena itu fungsi dari dns server sangatlah penting tanpa itu suatu server akan kesulitan, karena bagi seseorang lebih mudah mengenal nama domain ketimbang ip
C. Persiapan Software dan Hardware
D. Maksud dan Tujuan
E. Tahapan dan Pelaksanaan
A. Pengertian
Sistem Penamaan Domain ; SNR (bahasa Inggris: (Domain Name System; DNS) adalah sebuah sistem yang menyimpan informasi tentang nama host ataupun nama domain dalam bentuk basis data tersebar (distributed database) di dalam jaringan komputer, misalkan: Internet. DNS menyediakan alamat IP untuk setiap nama host dan mendata setiap server transmisi surat (mail exchange server) yang menerima surel (email) untuk setiap domain. Menurut browser Google Chrome, DNS adalah layanan jaringan yang menerjemahkan nama situs web menjadi alamat internet.
DNS menyediakan pelayanan yang cukup penting untuk Internet, ketika perangkat keras komputer dan jaringan bekerja dengan alamat IP untuk mengerjakan tugas seperti pengalamatan dan penjaluran (routing), manusia pada umumnya lebih memilih untuk menggunakan nama host dan nama domain, contohnya adalah penunjukan sumber universal (URL) dan alamat surel. Analogi yang umum digunakan untuk menjelaskan fungsinya adalah DNS bisa dianggap seperti buku telepon internet di mana saat pengguna mengetikkan www.indosat.net.id di peramban web maka pengguna akan diarahkan ke alamat IP 124.81.92.144 (IPv4) dan 2001:e00:d:10:3:140::83 (IPv6).
Penggunaan nama sebagai pengabstraksi alamat mesin di sebuah jaringan komputer yang lebih dikenal oleh manusia mengalahkan TCP/IP, dan kembali ke zaman ARPAnet. Dahulu, seluruh komputer di jaringan komputer menggunakan file HOSTS.TXT dari SRI (sekarang SIR International), yang memetakan sebuah alamat ke sebuah nama (secara teknis, file ini masih ada - sebagian besar sistem operasi modern menggunakannya dengan baik secara baku maupun melalui cara konfigurasi, dapat melihat Hosts file untuk menyamakan sebuah nama host menjadi sebuah alamat IP sebelum melakukan pencarian via DNS). Namun, sistem tersebut di atas mewarisi beberapa keterbatasan yang mencolok dari sisi prasyarat, setiap saat sebuah alamat komputer berubah, setiap sistem yang hendak berhubungan dengan komputer tersebut harus melakukan update terhadap file Hosts.
Dengan berkembangnya jaringan komputer, membutuhkan sistem yang bisa dikembangkan: sebuah sistem yang bisa mengganti alamat host hanya di satu tempat, host lain akan mempelajari perubaha tersebut secara dinamis. Inilah DNS.
Paul Mockapetris menemukan DNS pada tahun 1983; spesifikasi asli muncul di RFC 882 dan 883. Tahun 1987, penerbitan RFC 1034 dan RFC 1035 membuat update terhadap spesifikasi DNS. Hal ini membuat RFC 882 dan RFC 883 tidak berlaku lagi. Beberapa RFC terkini telah memproposikan beberapa tambahan dari protokol inti DNS.
- DNS resolver, sebuah program klien yang berjalan di komputer pengguna, yang membuat permintaan DNS dari program aplikasi.
- recursive DNS server, yang melakukan pencarian melalui DNS sebagai tanggapan permintaan dari resolver, dan mengembalikan jawaban kepada para resolver tersebut;
- authoritative DNS server yang memberikan jawaban terhadap permintaan dari recursor, baik dalam bentuk sebuah jawaban, maupun dalam bentuk delegasi (misalkan: mereferensikan ke authoritative DNS server lainnya)
Beberapa kelompok penting dari data yang disimpan di dalam DNS adalah sebagai berikut:
- A record atau catatan alamat memetakan sebuah nama host ke alamat IP 32-bit (untuk IPv4).
- AAAA record atau catatan alamat IPv6 memetakan sebuah nama host ke alamat IP 128-bit (untuk IPv6).
- CNAME record atau catatan nama kanonik membuat alias untuk nama domain. Domain yang di-alias-kan memiliki seluruh subdomain dan rekod DNS seperti aslinya.
- MX record' atau catatan pertukaran surat memetakan sebuah nama domain ke dalam daftar mail exchange server untuk domain tersebut.
- PTR record atau catatan penunjuk memetakan sebuah nama host ke nama kanonik untuk host tersebut. Pembuatan rekod PTR untuk sebuah nama host di dalam domain in-addr.arpa yang mewakili sebuah alamat IP menerapkan pencarian balik DNS (reverse DNS lookup) untuk alamat tersebut. Contohnya (saat penulisan / penerjemahan artikel ini), www.icann.net memiliki alamat IP 192.0.34.164, tetapi sebuah rekod PTR memetakan ,,164.34.0.192.in-addr.arpa ke nama kanoniknya: referrals.icann.org.
- NS record atau catatan server nama memetakan sebuah nama domain ke dalam satu daftar dari server DNS untuk domain tersebut. Pewakilan bergantung kepada rekod NS.
- SOA record atau catatan otoritas awal (Start of Authority) mengacu server DNS yang menyediakan otorisasi informasi tentang sebuah domain Internet.
- SRV record adalah catatan lokasi secara umum.
- Catatan TXT mengizinkan administrator untuk memasukan data acak ke dalam catatan DNS; catatan ini juga digunakan di spesifikasi Sender Policy Framework.
Jenis catatan lainnya semata-mata untuk penyediaan informasi (contohnya, catatan LOC memberikan letak lokasi fisik dari sebuah host, atau data ujicoba (misalkan, catatan WKS memberikan sebuah daftar dari server yang memberikan servis yang dikenal (well-known service) seperti HTTP atau POP3 untuk sebuah domain.
B. Latar Belakang
dalam sebuah jaringan harus membutuhkan suatu server yang bertugas untuk mentranslsikan IP ke dalam suatu nama domain atau bisas kita kenal dengan url, karena itu fungsi dari dns server sangatlah penting tanpa itu suatu server akan kesulitan, karena bagi seseorang lebih mudah mengenal nama domain ketimbang ip
C. Persiapan Software dan Hardware
- PC server dengan sistem operasi debian
- pc client dengan sistem operasi bebas
- perangkat jaringan
- perangkat komputer
D. Maksud dan Tujuan
- dapat memahami cara kerja DNS
- dapat menerapkan fungsi DNS
- dapat mengkonnfigurasi DNS di debian 8.5
E. Tahapan dan Pelaksanaan
- buka debian lalu login sebagai root
- install terlebih dahulu paket bind9 nya, paket ini merupakan paket untuk DNS server paling populer, untuk mengisntall bisa menggunakan perintah "apt-get install bind9"
- pertama untuk mengkonfigurasi bind9 adalah dengan mengedit file "named.conf.local" bisa menggunakan perintah "nano /etc/bind9/named.conf.local" , disitu masukan nama domain , lalu type domain dan file konfigurasi dari domain tersebut
- lalu copy file db.local sesuai dengan DNS forwad kita
- begitu juga untuk file reversenya copy file db.127 sesuai dengan yang tadi di setting untuk file reverse
- lalu edit file tadi, yang pertama kita edit adalah file fordward bisa menggunakan perintah "nano /etc/bind/db.ilham", pada localhost ganti menjadi nama domain, lalu pada IP ganti sesuai dengan keinginan anda IP berapa yang diinginkan untuk di setting ditranslasikan ke domain tersebut
- begitu pula edit file yang di gunakan untuk resevernya, edit sesuai dengan yang di butuhkan
- lalu tambahkan ip dns yang di setting kedalam settingan resolv.conf dan pastikan ip dns tersebut berada di paling atas, unuk mengedit file resolv.conf bisa menggunakan perintah "nano /etc/resolv.conf"
- setetalh itu restart sevice bind dan juga service networking dengan menggunakan perintah "service bind9 restart" dan "service networking restart"
- lalu tes dns menggunakan periintah nslookup , "nslookup [domain name] fungsinya untuk mengetes forward
- dan jangan lupa untuk [nslookup IP] juga fungsinya mengetes dns reverse
- lalu beri IP dns pada client seperti yang di setting di debian tadi, kalau di linux bisa mengedit file resolv.conf seperti pada debian tadi
- untuk mengetes pada client bisa langsung masuk ke browser lalu coba domain yang tadi dibuat
- lalu tes pula subdomainya
jika pada jaringan yang menyebarkan dhcp adalah mikrotik, jadi anda perlu menambahkan DNS statik pada mikrotik tersebut dengan masuk ke IP >> DNS >> static, lalu tambahkan IP beserta domainnya ke situ
F. Referensi
https://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_Penamaan_Domain
G. Hasil dan Kesimpulan
dari praktek di atas menunjukan bahwa konfigurasi DNS sangat lah luas dan banyak yang saya praktekan adalah dasarnya saja, tapi sebenarnya domainya bisa menggunakan lebih dari satu, begitu pula IP yang di translasikan juga bisa lebih dari satu