Routing RIPv2 di cisco packet tracer

Assalamualaikum wr.wb
kali ini saya akan share tentang cara routing RIPv2 di cisco paket tracer. sebelum itu alangkah lebih baik jika kita mengetahui apa itu routing RIPv2?


A. Pengertian

        Routing Information Protocol  (RIP)  adalah  sebuah  protokol routing dinamis yang digunakan dalam jaringan LAN (Local Area Network) dan WAN (Wide Area Network). Oleh karena itu protokol ini diklasifikasikan sebagai Interior Gateway Protocol (IGP). Protokol ini menggunakan algoritma Distance-Vector Routing. Pertama kali didefinisikan dalam RFC 1058 (1988). Protokol ini telah dikembangkan beberapa kali, sehingga terciptalah RIP Versi 2 (RFC 2453). Kedua versi ini masih digunakan sampai sekarang, meskipun begitu secara teknis mereka telah dianggap usang oleh teknik-teknik yang lebih maju, seperti Open Shortest Path First (OSPF) dan protokol OSI IS-IS. RIP juga telah diadaptasi untuk digunakan dalam jaringan IPv6, yang dikenal sebagai standar RIPng (RIP Next Generation / RIP generasi berikutnya), yang diterbitkan dalam RFC 2080

Sejarah

          Algoritma routing yang digunakan dalam RIP, algoritma Bellman-Ford, pertama kali digunakan dalam jaringan komputer pada tahun 1968, sebagai awal dari algoritma routing ARPANET.
         Versi paling awal protokol khusus yang menjadi RIP adalah Gateway Information Protocol, sebagai bagian dari PARC Universal Packet internetworking protocol suite, yang dikembangkan di Xerox Parc. Sebuah versi yang bernama Routing Information Protocol, adalah bagian dari Xerox Network Services.
           Sebuah versi dari RIP yang mendukung Internet Protocol (IP) kemudian dimasukkan dalam Berkeley Software Distribution (BSD) dari sistem operasi Unix. Ini dikenal sebagai daemon routed. Berbagai vendor lainnya membuat protokol routing yang diimplementasikan sendiri. Akhirnya, RFC 1058 menyatukan berbagai implementasi di bawah satu standar.

Detail teknis

        RIP adalah routing vektor jarak-protokol, yang  mempekerjakan hop sebagai metrik routing. Palka down time adalah 180 detik. RIP mencegah routing loop dengan menerapkan batasan pada jumlah hop diperbolehkan dalam path dari sumber ke tempat tujuan. Jumlah maksimum hop diperbolehkan untuk RIP adalah 15. Batas hop ini, bagaimanapun, juga membatasi ukuran jaringan yang dapat mendukung RIP. Sebuah hop 16 adalah dianggap jarak yang tak terbatas dan digunakan untuk mencela tidak dapat diakses, bisa dioperasi, atau rute yang tidak diinginkan dalam proses seleksi.
    Awalnya setiap router RIP mentransmisikan / menyebarkan pembaruan(update) penuh setiap 30 detik. Pada awal penyebaran, tabel routing cukup kecil bahwa lalu lintas tidak signifikan. Seperti jaringan tumbuh dalam ukuran, bagaimanapun, itu menjadi nyata mungkin ada lalu lintas besar-besaran meledak setiap 30 detik, bahkan jika router sudah diinisialisasi secara acak kali. Diperkirakan, sebagai akibat dari inisialisasi acak, routing update akan menyebar dalam waktu, tetapi ini tidak benar dalam praktiknya. Sally Floyd dan Van Jacobson menunjukkan pada tahun 1994 bahwa, tanpa sedikit pengacakan dari update timer, penghitung waktu disinkronkan sepanjang waktu dan mengirimkan update pada waktu yang sama. Implementasi RIP modern disengaja memperkenalkan variasi ke update timer interval dari setiap router.
          RIP mengimplementasikan split horizon, rute holddown keracunan dan mekanisme untuk mencegah informasi routing yang tidak benar dari yang disebarkan. Ini adalah beberapa fitur stabilitas RIP.
          Dalam kebanyakan lingkungan jaringan saat ini, RIP bukanlah pilihan yang lebih disukai untuk routing sebagai waktu untuk menyatu dan skalabilitas miskin dibandingkan dengan EIGRP, OSPF, atau IS-IS (dua terakhir yang link-state routing protocol), dan batas hop parah membatasi ukuran jaringan itu dapat digunakan in Namun, mudah untuk mengkonfigurasi, karena RIP tidak memerlukan parameter pada sebuah router dalam protokol lain oposisi. RIP dilaksanakan di atas User Datagram Protocol sebagai protokol transport. Ini adalah menugaskan dilindungi undang-undang nomor port 520.

Versi

          Ada tiga versi dari Routing Information Protocol: RIPv1 , RIPv2 , dan RIPng.

RIP versi 1

           Spesifikasi asli RIP, didefinisikan dalam RFC 1058, classful menggunakan routing. Update routing periodik tidak membawa informasi subnet, kurang dukungan untuk Variable Length Subnet Mask (VLSM). Keterbatasan ini tidak memungkinkan untuk memiliki subnet berukuran berbeda dalam kelas jaringan yang sama. Dengan kata lain, semua subnet dalam kelas jaringan harus memiliki ukuran yang sama. Juga tidak ada dukungan untuk router otentikasi, membuat RIP rentan terhadap berbagai serangan.

RIP versi 2

         Karena kekurangan RIP asli spesifikasi, RIP versi 2 dikembangkan pada tahun 1993 dan standar terakhir pada tahun 1998. Ini termasuk kemampuan untuk membawa informasi subnet, sehingga mendukung Classless Inter-Domain Routing (CIDR). Untuk menjaga kompatibilitas, maka batas hop dari 15 tetap. RIPv2 memiliki fasilitas untuk sepenuhnya beroperasi dengan spesifikasi awal jika semua protokol Harus Nol bidang dalam pesan RIPv1 benar ditentukan. Selain itu, aktifkan kompatibilitas fitur memungkinkan interoperabilitas halus penyesuaian.
         Dalam upaya untuk menghindari beban yang tidak perlu host yang tidak berpartisipasi dalam routing, RIPv2 me-multicast seluruh tabel routing ke semua router yang berdekatan di alamat 224.0.0.9, sebagai lawan dari RIP yang menggunakan siaran unicast. Alamat 224.0.0.9 ini berada pada alamat IP versi 4 kelas D (range 224.0.0.0 - 239.255.255.255). Pengalamatan unicast masih diperbolehkan untuk aplikasi khusus. (MD5) otentikasi RIP diperkenalkan pada tahun 1997. RIPv2 adalah Standar Internet STD-56.

RIPng

          RIPng (RIP Next Generation / RIP generasi berikutnya), yang didefinisikan dalam RFC 2080, adalah perluasan dari RIPv2 untuk mendukung IPv6, generasi Internet Protocol berikutnya. Perbedaan utama antara RIPv2 dan RIPng adalah:
  • Dukungan dari jaringan IPv6.
  • RIPv2 mendukung otentikasi RIPv1, sedangkan RIPng tidak. IPv6 router itu, pada saat itu, seharusnya menggunakan IP Security (IPsec) untuk otentikasi.
  • RIPv2 memungkinkan pemberian beragam tag untuk rute , sedangkan RIPng tidak;
  • RIPv2 meng-encode hop berikutnya (next-hop) ke setiap entry route, RIPng membutuhkan penyandian (encoding) tertentu dari hop berikutnya untuk satu set entry route .
Batasan
  • Hop count tidak dapat melebihi 15, dalam kasus jika melebihi akan dianggap tidak sah. Hop tak hingga direpresentasikan dengan angka 16.
  • Sebagian besar jaringan RIP datar. Tidak ada konsep wilayah atau batas-batas dalam jaringan RIP.
  • Variabel Length Subnet Masks tidak didukung oleh RIP IPv4 versi 1 (RIPv1).
  • RIP memiliki konvergensi lambat dan menghitung sampai tak terhingga masalah.

B. Latar Belakang

         banyak perusahaan yang besar yang membutuhkan jaringan, dan dalam perusaahan tersebut kadang kala tidak hanya terdiri dari satu jaringan karena itu untuk meneruskan data dari jaringan satu ke jaringan yang lain kita memerlukan yang namanya routing, dalam routing jika yang di routing sangat banyak kita bisa menggunakan routing dynamic agar lebih mudah salah satunya dengan menggunakan RIPv2


C. Persiapan Software dan Hardware 

  • PC dengan sistem operasi bebas
  • aplikasi packet tracer
  • modul

D. Maksud dan Tujuan 


  1. Dapat memahami lebih dalam tentang routing
  2. Dapat menkonfigurasi router agar bisa routing RIPv2
  3. Dapat menerapkan fungsi routing RIPv2 dalam sebuah jaringan

E. Tahapan dan Pelaksanaan

  1.  pertama buka aplikasi cisco paket tracer terlebih dahulu
  2. lalu buat topologi seperti berikut :
  3. masuk ke router pertama lalu masuk ke mode cli, pertama kita setting terlebih dahulu IP untuk interfaces yang terhung dengan router lain dan interfaces loopback nya menggunakan perintah berikut :
    Router>en
    Router#conf
    Configuring from terminal, memory, or network [terminal]?
    Enter configuration commands, one per line.  End with CNTL/Z.
    Router(config)#int gi 0/0
    Router(config-if)#ip address 12.12.12.1 255.255.255.0
    Router(config-if)#no sh

    Router(config-if)#
    %LINK-5-CHANGED: Interface GigabitEthernet0/0, changed state to up

    Router(config-if)#ex
    Router(config)#int loopback0

    Router(config-if)#
    %LINK-5-CHANGED: Interface Loopback0, changed state to up

    %LINEPROTO-5-UPDOWN: Line protocol on Interface Loopback0, changed state to up

    Router(config-if)#ip address 1.1.1.1 255.255.255.255
    Router(config-if)#no sh
     
  4. begitu juga untuk router kedua, setting jug interface networknya menggunaka perintah sebagai berikut :
    Router>en
    Router#
    Router#conf
    Configuring from terminal, memory, or network [terminal]?  
    Enter configuration commands, one per line.  End with CNTL/Z.
    Router(config)#int gi 0/0
    Router(config-if)#ip address 12.12.12.2 255.255.255.0
    Router(config-if)#no sh

    Router(config-if)#
    %LINK-5-CHANGED: Interface GigabitEthernet0/0, changed state to up

    %LINEPROTO-5-UPDOWN: Line protocol on Interface GigabitEthernet0/0, changed state to up

    Router(config-if)#int gi 0/1
    Router(config-if)#ip address 23.23.23.2 255.255.255.0
    Router(config-if)#no sh

    Router(config-if)#
    %LINK-5-CHANGED: Interface GigabitEthernet0/1, changed state to up

    Router(config-if)#int loopback0

    Router(config-if)#
    %LINK-5-CHANGED: Interface Loopback0, changed state to up

    %LINEPROTO-5-UPDOWN: Line protocol on Interface Loopback0, changed state to up

    Router(config-if)#ip address 2.2.2.2 255.255.255.255
    Router(config-if)#no sh

  5. lalu setting pula IP pada router ke tiganya dengan menggunakan sintak berikut:
    Router>en
    Router#conf
    Configuring from terminal, memory, or network [terminal]? 
    Enter configuration commands, one per line.  End with CNTL/Z.
    Router(config)#int gi 0/0
    Router(config-if)#ip address 23.23.23.3 255.255.255.0
    Router(config-if)#no sh

    Router(config-if)#
    %LINK-5-CHANGED: Interface GigabitEthernet0/0, changed state to up

    %LINEPROTO-5-UPDOWN: Line protocol on Interface GigabitEthernet0/0, changed state to up

    Router(config-if)#int loopback0

    Router(config-if)#
    %LINK-5-CHANGED: Interface Loopback0, changed state to up

    %LINEPROTO-5-UPDOWN: Line protocol on Interface Loopback0, changed state to up

    Router(config-if)#ip address 3.3.3.3 255.255.255.255
    Router(config-if)#no sh
    Router(config-if)#
  6. jika pada router IPnya sudah disetting sesuai dengan yang ada di topologi baru kita masuk ke proses konfigurasi routing RIPv2nya, routing rip ini tidak terlalu sulit, kita cukup memasukan semua network yang ada pada interface jarinan router tersebut
  7. pertama masuk ke router 1 dan gunakan perintah berikut :
    Router(config)#route rip
    Router(config-router)#version 2
    Router(config-router)#network 12.12.12.0
    Router(config-router)#network 1.1.1.1
    Router(config-router)#no auto-summary
    Router(config-router)#
  8. lalu konfigurasi pula pada router ke 2 dan jalankan sintax seperti berikut:
    Router>en
    Router#conf
    Configuring from terminal, memory, or network [terminal]? 
    Enter configuration commands, one per line.  End with CNTL/Z.
    Router(config)#router rip
    Router(config-router)#version 2
    Router(config-router)#network 12.12.12.0
    Router(config-router)#network 23.23.23.0
    Router(config-router)#network 2.2.2.2
    Router(config-router)#no auto-summary
    Router(config-router)#
  9. begitu pula router 3 :
    Router>en
    Router#conf
    Configuring from terminal, memory, or network [terminal]?
    Enter configuration commands, one per line.  End with CNTL/Z.
    Router(config)#route rip
    Router(config-router)#
    Router(config-router)#version 2
    Router(config-router)#network 23.23.23.0
    Router(config-router)#network 3.3.3.3
    Router(config-router)#no auto-summary
    Router(config-router)#
  10.  lalu lihat dengan menjalankan perintah "show ip route"
    yang ada inisial R adalah network yang telah di routing RIPv2 tadi 

  11. setelah itu kita coba ping ke semua IP loopback

F. Referensi 

  • https://id.wikipedia.org/wiki/Routing_Information_Protocol
  • modul cisco IDN.pdf


G. Hasil dan Kesimpulan

          Hasilnya device yang berbeda jaringan dapat saling berhungan, dan konfiurasinya lebih mudah jika dibandingkan routing static atau lebih tepatnya kita dapat menghemat waktu lebih banyak

Enter Your Email for subscribe